Sains

Kenapa Ilmuwan Menyelidiki Bangkai Kapal untuk Eksperimen Materi Gelap?

Dalam dunia astronomi modern, satu misteri yang paling menantang adalah keberadaan materi gelap. Pernah mendengar istilah ini? Materi gelap sebenarnya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dipastikan ada dalam alam semesta, namun sangat sulit untuk diamati secara langsung. Materi gelap tidak berinteraksi dengan cahaya seperti yang dilakukan materi biasa, sehingga kita tidak bisa melihatnya secara langsung. Keberadaannya ditunjukkan melalui pengaruh gravitasi terhadap objek lain, yang membuat astronom yakin bahwa ini adalah komponen penting dari kosmos.

Saat ini, astronom dan fisikawan di seluruh dunia sedang mencari cara-cara kreatif untuk mendeteksi materi gelap di Bumi. Dalam pencarian ini, mereka telah mengembangkan metode yang tak terduga: menggunakan besi yang diambil dari bangkai kapal bersejarah yang terletak di dasar laut. Metode ini muncul sebagai solusi untuk masalah besar yang dihadapi para ilmuwan dalam mendeteksi materi gelap.

Apa itu materi gelap dan mengapa begitu sulit terdeteksi? Di alam semesta, sekitar 27% dari total massa-energi terdiri dari materi gelap, sementara hanya 5% yang merupakan materi biasa yang kita lihat dan kenali sehari-hari. Materi gelap sangat menarik karena meskipun kita tidak bisa melihatnya, keberadaannya dapat dibuktikan melalui pengaruh gravitasi terhadap pergerakan galaksi. Kenyataannya, untuk setiap partikel materi biasa di alam semesta, ada sekitar enam partikel materi gelap. Namun, sangat sulit untuk mendeteksi interaksi antara materai gelap dengan materi biasa, sebab materi gelap tidak menyerap atau memancarkan cahaya, membuatnya hampir tidak terlihat bagi instrumen yang ada saat ini.

Salah satu alasan mengapa para ilmuwan mengalami kesulitan dalam mendeteksi materi gelap adalah karena interaksi yang sangat rendah. Sifat ini membuat desain detektor yang mampu mengidentifikasi interaksi tersebut menjadi tantangan besar. Di sisi lain, para ilmuwan juga menggunakan detektor neutrino yang ditempatkan di kedalaman tanah untuk menghindari gangguan dari radiasi lain. Neutrino, walaupun bukan materi gelap, memiliki beberapa karakteristik serupa yang memungkinkan mereka untuk dijadikan referensi dalam merancang alat deteksi untuk materi gelap.

Begitu kita melontarkan pandangan ke masa lalu, dapat kita lihat bahwa munculnya era atom pada pertengahan abad ke-20 membawa dampak yang sangat besar terhadap pengukuran radiasi di Bumi. Setelah pengujian senjata nuklir, radiasi residu menjadi masalah serius bagi ilmuwan. Kualitas logam modern, yang mungkin telah terkontaminasi oleh radiasi ini, membuat alat dan instrumen yang dibutuhkan untuk mempelajari materi gelap menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, logam yang terkontaminasi tinggi perlu dihindari dalam penelitian ini.

Saat mencari pilihan logam yang lebih bersih, bahan yang diproduksi sebelum era atom menjadi sangat berharga. Besi dari bangkai kapal yang tenggelam jauh di dasar lautan menawarkan solusi ideal. Logam ini, yang dikenal sebagai logam latar belakang rendah, berasal dari zaman sebelum senjata nuklir ditemukan, memungkinkan para ilmuwan untuk memperoleh bahan yang relatif bebas dari kontaminasi radiasi. Ditemukan di bangkai kapal, logam ini telah mengalami waktu untuk menetralkan sebagian radiasi alaminya, sehingga lebih sesuai untuk digunakan dalam detektor materi gelap.

Namun, penggunaan logam dari bangkai kapal ini tidak tanpa kontroversi. Beberapa logam ini diambil secara ilegal, menyebabkan kekhawatiran mengenai pemeliharaan bangkai bersejarah dan nilai artefak budaya. Meski beberapa logam tersebut diperoleh secara legal, tetap ada pertimbangan moral soal bagaimana memanfaatkan potensi ilmiah tanpa merusak sejarah. Misalnya, beberapa instrumen ilmiah saat ini menggunakan logam yang diambil dari bangkai kapal yang berusia mungkin ratusan tahun, seperti bagian dari kapal Romawi yang tenggelam di Sardinia.

Pencarian logam ini mencerminkan konflik antara kemajuan ilmiah dan pelestarian sejarah. Bahwa kebutuhan untuk memahami struktur materi dan asal-usul alam semesta dapat bertentangan dengan konservasi artefak yang memiliki nilai sejarah tinggi. Dalam konteks ini, para ilmuwan dan arkeolog di seluruh dunia sedang mencari cara untuk berkolaborasi dalam menjaga keseimbangan antara inovasi dalam ilmu fisika dan perlindungan atas warisan budaya kita.

Melalui penelitian yang mendalam dan eksplorasi bawah laut, kita bergerak semakin dekat ke pemahaman yang lebih baik tentang materi gelap yang selama ini menjadi teka-teki. Strategi yang melibatkan penggalian logam dari bangkai kapal menunjukkan bagaimana ilmiah dapat memanfaatkan aset sejarah dalam keberlangsungan eksplorasi kosmis. Pada akhirnya, kombinasi antara teknologi modern dan khazanah sejarah memberikan harapan untuk mengungkap misteri materi gelap dan, mungkin, menjawab beberapa pertanyaan paling mendasar tentang alam semesta kita.

Redaksi Ponta

PONTA adalah salah satu situs yang memiliki dedikasi tinggi dalam menyajikan berita dan informasi terbaru seputar teknologi di Indonesia. Dengan pengalamannya yang panjang dalam dunia blogging, PONTA memiliki kemampuan untuk memahami dan menyampaikan informasi teknologi dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti oleh pembaca.
Back to top button