Sains

Desain Shelter Bulan NASA Terinspirasi dari Kecoak untuk Misi Artemis

NASA saat ini tengah mengarahkan fokusnya pada misi Artemis yang ambisius, yang bertujuan untuk mengembalikan manusia ke permukaan bulan dan mendirikan stasiun penelitian yang akan berfungsi sebagai basis luar angkasa. Misi ini tidak hanya akan memungkinkan eksplorasi lebih lanjut tetapi juga menjadi titik awal bagi kolaborasi internasional dalam penelitian luar angkasa. Salah satu tantangan utama dari misi ini adalah perancangan tempat tinggal yang aman dan efisien untuk para astronaut. Dalam konteks ini, tim peneliti dari Universitas Arizona telah menemukan inspirasi yang tidak biasa: bangunan sarang rayap.

Mengapa Sarang Rayap?
Sarang rayap yang dikenal sebagai "cathedral mounds" di Australia telah menjadi model yang menarik bagi para ilmuwan. Struktur mounds tersebut tidak hanya kuat dan tahan terhadap lingkungan keras, tetapi juga dirancang untuk mengatur aliran udara dan temperatur, mirip dengan tantangan yang dihadapi astronaut di bulan. Misi Artemis memerlukan shelter yang tahan terhadap radiasi dan memiliki pasokan daya yang handal. Tim ini merencanakan untuk menggunakan robot dalam membangun struktur yang terinspirasi oleh rayap dalam bentuk "smart, robot-built sandbag shelters." Prototipe awal telah dibuat, dan tim ini sedang bekerja sama dengan Jet Propulsion Laboratory dan perusahaan robotika untuk mewujudkannya.

Fungsionalitas Mounds Rayap
Keistimewaan dari sarang rayap terletak pada kemampuannya untuk memberikan perlindungan serta kenyamanan meskipun berada dalam kondisi ekstrim. Hal ini sangat penting ketika mempertimbangkan lingkungan bulan yang mempunyai suhu ekstrem serta radiasi yang berbahaya. Bangunan yang dirancang dengan menggunakan metode yang terinspirasi dari rayap ini akan memanfaatkan "sensor pintar" untuk memonitor perubahan lingkungan, sehingga astronaut bisa mengetahui potensi bahaya yang mungkin timbul.

Inspirasi dari Alam untuk Konstruksi Manusia
Rancangan ini tidak hanya sekadar konsep tetapi dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah teruji dari alam. Sarang rayap menggunakan bahan lokal seperti tanah, feces, dan material nabati untuk membangun mounds mereka. Pada proyek ini, material utama yang akan digunakan adalah regolith bulan yang dikemas dalam kantong pasir, menciptakan struktur bangunan yang efisien tanpa harus mengangkut material dari Bumi. Meski terlihat sederhana, konsep membangun menggunakan kantong pasir ini menjalani pendekatan yang rumit dengan memasukkan sensor canggih yang dapat memberikan informasi kontekstual tentang lingkungan sekitar serta keadaan bangunan itu sendiri.

Komunikasi dan Kolaborasi Robot
Salah satu aspek menarik dari struktur ini adalah cara mereka dapat bekerja secara kolektif, mirip dengan koloni rayap yang saling berkomunikasi. Dalam konsep ini, setiap sandbag akan mampu mendeteksi kehadiran ‘tetangga’ yang lain dan dapat berkomunikasi satu sama lain untuk memastikan strukturnya terbangun dengan baik. Tim peneliti percaya bahwa dengan menanamkan sistem komunikasi di dalam struktur ini, mereka bisa mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam pembangunan.

Aplikasi untuk Keberagaman Fungsi
Dalam perkembangannya, dan terinspirasi oleh kompartemen di dalam sarang rayap yang memiliki zona fungsi tersendiri, bangunan yang dibangun dapat memiliki berbagai fungsi seperti tempat penyimpanan, area kerja, dan ruang akomodasi. Dengan memanfaatkan teknologi ini, beragam bangunan fungsional bisa diciptakan untuk mendukung berbagai kegiatan eksplorasi bulan di masa mendatang.

Implementasi dan Uji Coba
Saat ini, tim Universitas Arizona sedang mempersiapkan tahap uji coba awal untuk prototipe mereka. Kolaborasi antara MDA Space Robotics, NASA JPL, dan Universitas Arizona akan menjadi langkah penting untuk melanjutkan studi dan pengembangan konsep tersebut. Dengan bantuan pendanaan dari NASA melalui program Space Technology Artemis Research (M-STAR), pengembangan struktur ini semakin mendekati realisasi.

Mengurangi Jejak Manusia
Keuntungan besar dari rancangan ini adalah potensi untuk mengurangi kontak manusia dengan lingkungan bulan. Menggunakan material dari bulan itu sendiri untuk konstruksi tidak hanya mengurangi biaya transportasi material dari Bumi tetapi juga mendukung ide keberlanjutan di luar angkasa. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan struktur dengan jejak manusia yang minimal, menyadari bahwa bulan telah memiliki bentuk alami selama miliaran tahun, sehingga perlunya untuk menjaga integritas ekosistemnya.

Dengan semua inovasi ini, desain shelter yang terinspirasi dari rayap sudah menunjukkan janji besar untuk masa depan misi luar angkasa. Integrasi otomatisasi, keberlanjutan, dan teknik canggih dalam satu proyek menjadi harapan baru tidak hanya untuk eksplorasi bulan tetapi juga mendorong batasan pemikiran arsitektur dan teknik sipil yang dapat bermanfaat bagi eksplorasi luar angkasa di masa depan.

Redaksi Ponta

PONTA adalah salah satu situs yang memiliki dedikasi tinggi dalam menyajikan berita dan informasi terbaru seputar teknologi di Indonesia. Dengan pengalamannya yang panjang dalam dunia blogging, PONTA memiliki kemampuan untuk memahami dan menyampaikan informasi teknologi dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti oleh pembaca.
Back to top button