Dalam dunia fiksi ilmiah, sering kita saksikan astronot dan pembajak luar angkasa yang melakukan proses docking antara pesawat luar angkasa dengan stasiun ruang angkasa. Dalam kenyataannya, proses docking adalah aspek krusial dari perjalanan luar angkasa, terutama untuk eksplorasi ilmiah. Sejak International Space Station (ISS) mulai menerima anggotanya secara permanen pada November 2000, proses docking menjadi semakin penting. ISS berfungsi sebagai rumah bagi peneliti dari seluruh dunia, dan untuk memastikan para astronot dapat berganti dan bahan pasokan dapat diangkut, shuttles harus dapat berlabuh dengan tepat di stasiun luar angkasa ini.
Bagaimana Sistem Docking ISS Bekerja?
ISS adalah hasil kerja sama antara beberapa negara yang mencakup Eropa, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, dan Jepang, dengan masing-masing negara menyediakan kontribusinya dalam pembangunan stasiun ini. Dengan terdapat 43 modul terpisah yang membangun keseluruhan stasiun, sistem docking yang efisien dan seragam sangat dibutuhkan. Tanpa mekanisme docking yang standar, pesawat luar angkasa dari berbagai negara atau perusahaan tidak akan dapat berinteraksi secara efisien. Oleh karena itu, para perancang proyek ISS merumuskan International Docking System Standard (IDSS).
Sistem docking yang distandarisasi terdiri dari beberapa komponen. Pertama, terdapat jalur transfer yang berfungsi sebagai pintu masuk sistem. Kemudian, ada soft capture system yang terdiri atas kunci dan pemukul. Bagian ini berperan penting dalam proses docking, memungkinkan penyelarasan dua struktur untuk terhubung satu sama lain. Setelah soft capture system terpasang, selanjutnya adalah hard capture system (HCS), yang memastikan bahwa dua kendaraan terhubung dengan kuat dan dapat menahan tekanan atmosfer. Inilah bagian yang mencegah terjadinya ledakan akibat tekanan yang tidak seimbang.
Proses pressurisasi pada HCS memerlukan waktu sekitar dua jam, sehingga docking bukanlah proses yang bisa diselesaikan secara cepat. Ini adalah proses yang rumit dan memerlukan kesabaran. Setelah terowongan tertekan, para astronot dapat dengan aman berpindah antara shuttle dan ISS, memungkinkan mereka untuk mengakses sumber daya dan melakukan penelitian dengan mudah.
Pesawat Luar Angkasa yang Mengunjungi ISS
Sejak ISS mulai beroperasi pada tahun 2000, lebih dari 70 "ekspedisi" dilakukan ke stasiun luar angkasa ini. Badan luar angkasa seperti European Space Agency (ESA), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Roscosmos (badan luar angkasa Rusia), dan NASA secara teratur mengunjungi ISS. Di samping itu, beberapa perusahaan swasta juga mulai menjalankan misi sendiri atau membantu dalam misi penyuplai, termasuk SpaceX dan Boeing.
ISS sering kali dikunjungi oleh empat pesawat luar angkasa kargo utama: Cygnus milik Northrop Grumman, Dragon milik SpaceX, HTV dari JAXA, dan Progress dari Rusia. Pesawat kargo pertama yang berlabuh di ISS adalah Progress pada 8 Agustus 2000, sedangkan kru pertama yang tiba menggunakan Soyuz TM-31 di November 2000. SpaceX mengirimkan kendaraan pertamanya, Dragon, untuk mengunjungi ISS pada 12 Mei 2012. Menariknya, hingga delapan pesawat luar angkasa bisa dihubungkan dengan ISS pada satu waktu, meningkatkan efisiensi operasi di stasiun luar angkasa tersebut.
Saat shuttle harus berlabuh di stasiun, prosesnya tidak semudah memarkir mobil. Pilot shuttle harus menempatkan pesawatnya sekitar 360 kaki di bawah stasiun, menggunakan sistem manuver orbital dan reaksi mulai dari pergerakan dua inci per detik hingga mencapai jarak 33 kaki dari stasiun. Setelah itu, mereka harus melakukan penyesuaian dan realign jika diperlukan sebelum menutup sisa jarak secara hati-hati. Ketelitian dalam proses ini sangat vital untuk keselamatan semua orang di dalam stasiun dan shuttle.
Negara-negara yang Mengunjungi ISS
ISS telah menjadi rumah bagi lebih dari 270 astronaut dan peserta dari lebih dari 20 negara. Perusahaan swasta pertama yang mengunjungi ISS adalah Axiom Space dengan misi Axiom Mission-1 menggunakan kapal Dragon SpaceX bernama "Endeavor." Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah pengunjung terbanyak, yakni 163, diikuti Rusia dengan 57 orang, Jepang dengan 11, Kanada dengan 7, dan Italia dengan 6. Negara-negara lain seperti Prancis, Jerman, Belarus, dan Uni Emirat Arab juga turut berkontribusi dengan satu atau dua pengunjung.
Kru pertama yang tinggal di ISS tiba pada November 2000, terdiri dari dua kosmonot Rusia, Yuri Gidzenko dan Sergei Krikalev, serta satu astronot Amerika, Bill Shepherd. Shuttle luar angkasa NASA, Discovery, yang dikenal dengan misi-misi bersejarahnya, datang ke stasiun ini pada Maret 2001 dengan membawa tiga anggota kru baru untuk menggantikan yang pertama.
Setiap pengunjung yang menuju ISS memiliki peranan penting, dan proses docking dengan stasiun mungkin adalah tugas yang paling vital bagi para pilot shuttle. Kesalahan kecil dalam proses ini bisa berakibat fatal bagi semua orang yang ada di dalam shuttle dan stasiun. Oleh karena itu, pilot NASA wajib terbang selama 15 jam setiap bulan di Northrop T-38 Talon untuk menjaga keterampilan terbang mereka tetap tajam dan siap menghadapi tantangan luar angkasa yang kompleks.
Melalui berbagai misi ini, ISS tidak hanya berfungsi sebagai platform penelitian ilmiah, tetapi juga sebagai simbol kerjasama antar negara dalam eksplorasi ruang angkasa, mendorong batas-batas inovasi dan teknologi untuk kepentingan umat manusia.